Pernahkah
anak Anda memenangkan suatu perlombaan? Bagaimana perasaan Anda sebagai orang
tua ketika itu? Terlebih lagi bila panitia turut memanggil anda dan memberikan
penghormatan kepada Anda? Pasti anda sangat bahagia sekaligus terharu, segala kesulitan dan kepenatan
merawat dan mendidik anak seakan terbayar lunas saat itu juga. Sekarang,
bayangkan apabila kebanggaan dan penghargaan itu anda rasakan hari kiamat, saat
kebanyakan manusia sangat terhina , dan pemberi penghargaan itu adalah Allah 'Azza
Wa Jalla. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya, dan mengamalkannya,
maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya
matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak
pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami dipakaikan jubah
ini?’ Dijawab, ‘Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk
mempelajari Al Quran.’ (Riwayat al-Hakim)
Mengapa Harus Sejak Anak-Anak?
Usia emas dalam menghafal Al Qur'an adalah usia 3-4 tahun atau
mungkin kurang karena beberapa alasan:
·
Pada usia ini anak memiliki kemampuan meniru
yang sangat baik, baik dari yang dilihat atau di dengar.
·
Belajar dimasa kecil seperti mengukir di atas
batu sedangkan belajar di masa tua seperti mengukir di atas air.
·
Al Qur'an dapat dilupakan dengan sebab dosa,
sedangkan anak-anak belum berdosa sehingga akan mudah menghafal dan juga tidak
mudah lupa, biidznillah.
Beberapa Tahapan dan Cara Agar
Anak Mudah Menghafal Al Qur'an:
·
Niatkan dan berdoa kepada Allah untuk
memiliki anak yang sholih sekaligus penghafal Al Qur'an. Hilangkan niat-niat
duniawi seperti untuk berbangga bangga, atau sekedar agar mendapatkan ijazah dan
pangkat.
·
Memulai memperdengarkan bacaan Al Qur'an sejak
anak dalam kandungan, baik dengan memperbanyak membaca dengan suara keras atau
memperbanyak menyetel kaset murottal, karena banyak sekali penelitian yang
menunjukkan bahwa janin sangat terpengaruh oleh apa yang ia dengar, terutama
dari ibunya.
·
Masuklah ke dunia anak-anak dan sebisa mungkin
menghindari perintah langsung, karena anak belum memiliki kesadaran sendiri. Ajaklah
dengan kata-kata yang menariknya untuk menghafal. Ikutlah bermain bersamanya
sambil mentalqinkan alquran.
·
Sebelum memulai menghafal, buatlah ikatan yang
erat antara orang tua dan anak atas dasar kasih sayang, cinta dan pergaulan
yang hangat. Sehingga anak pun mencintai menghafal Al Qur'an dan bukan karena
takut atau terpaksa.
·
Memperlakukan anak sesuai tabiatnya, misalnya
anak yang menyukai permainan bongkar pasang orang tua dapat menempelkan susunan
beberapa ayat pendek pada mainannya dan memintanya mengurutkan ayat, anak yang
suka mendengarkan kaset orang tua dapat menyetelkan kaset atau perangkat HP di
sampingnya sembari ia bermain, atau anak yang menyukai cerita orang tua dapat
memulai hafalan dengan membacakan sebagian kisah yang terkandung dalam surat
yang akan dihafal.
·
Memahami apa yang paling menarik bagi anaknya
sehingga bisa mengambil perhatiannya
·
Membuat waktu-waktu dan tempat khusus untuk
menghafal Al Qur'an dan menjauhkan segala hal yang dapat mengganggu suasana
hafalan dan membuat jadwal harian yang ditepati bersama-sama, walaupun hanya
sebentar.
·
Memberikan hadiah bagi anak bila ia memiliki
kemajuan dan prestasi dalam menghafal, karena anak pada asalnya sangat menyukai
hadiah dan bertambah semangat dengan hadiah. Bahkan ini merupaan salah satu
ushlub dalam Al Quran. Allah Taala berfirman: (لِّلَّذِينَ أَحْسَنُواْ الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ) [يونس: 26].
·
Bagi anak-anak yang sudah lebih
besar, berikan sedikit penjelasan tentang ayat yang sedang atau akan dihafal,
karena akan memudahkan ia mengingat.
·
Mengajak anak berlomba baik dengan
saudaranya ataupun dengan temannya.
·
Memberikannya mushaf pribadi
untuknya, dan melatihnya untuk menjaga dan menyimpannya dengan baik. Karena anak
akan merasa senang dengan barang-barang pribadinya.
·
Mengulang-ulang hafalan setidaknya
5 kali dan tidak berpindah sampai benar-benar hafal, sehingga tidak mudah lupa.
·
Menggunakan kemampuan indera anak
secara maksimal, baik itu kemampuan auditoris, visual, dan motorik. Dan yang paling
berperan dalam hafalan adalah kemampuan
visual, karena berperan sebanyak 78% dalam memperkuat hafalan.
·
Sesekali, bacakan kisah tentang
para penghafal belia, seperti Ibnu Abbas , atau Abdullah Ibnu Mas'ud yang
dipuji oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam : Barangsiapa yang ingin membaca Al Qur'an sebagaimana yang Allah
turunkan kepada Muhammad maka ambillah bacan Abdullah ibnu Mas'ud.
·
Jeli dengan keadaan fisik anak
ketika ia sedang tidak bersemangat menghafal. Jangan langsung menghakimi dengan
kata-kata malas, karena mungkin ia sedang sakit atau terlalu lelah
·
Berlaku lembut pada anak bila ia
sedang ada hambatan dalam menghafal, dan tidak menghukum dengan kekerasan. Sebagaimana
sabda Nabi shalallahu alaihi wa sallam yang artinya : Tidaklan kelembutan itu
ada pada sesuatu kecuali akan menghiasnya, dan tidaklan ia dicabut dari suatu
perkara kecuali akan merusaknya
Orang tua harus
menyadari keutamaan penghafal Al Qur'an dan orang tua penghafal Al Qur'an,
sehingga tidak kendor semangatnya ketika menghadapi kesulitan dalam mendidik
anak-anaknya. Bersikap konsisten, disiplin, sabar, cerdik, sekaligus tegas,
sangat diperlukan ketika kita ingin anak kita menghafal Al Qur'an sejak dini.
Dan, satu hal yang tidak boleh kita lupakan adalah doa orang tua yang tulus
dari hati kepada Allah yang Maha Pembuka agar anak-anak kita diberi kemudahan
menghafal Al Qur'an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar