Fiqih Muyassar : SUJUD TILAWAH DAN SUJUD SYUKUR

We Share Because We care

Ringkasan Materi Kajian Ummahaat dari Kitab Fikih Muyassar
Disampaikan oleh Ust. Rizqo, B.A. di Ma’had Madinatulquran Jonggol-Bogor
Ringkasan oleh: Azizah




A). SUJUD TILAWAH

            Sujud tilawah disyariátkan saat membaca atau mendengar ayat yang di dalamnya terdapat ayat sajdah. Ibnu Umar berkata,

«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ عَلَيْنَا السُّوْرَةَ فِيْهَا السَّجْدَةُ ، فَيَسْجُدُ وَنَسْجُدُ مَعَهُ، حَتَّى مَا يَجِدُ أَحَدُنَا مَوْضِعًا لِجَبْهَتِهِ »
“Nabi pernah membacakan kepada kami surat yang di dalamnya ada ayat sajadahnya, maka beliau bersujud dan kami pun bersujud bersama beliau, sampai-sampai salah seorang di antara kami tidak m enemukan tempat untuk keningnya.” (Muttafaq ‘alaih)

Sujud ini Sunnah menurut pendapat yang shohih, bukan wajib.
«فَقَدْ قَرَأَ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّجْمِ فَلَمْ يَسْجُدْ فِيهَا»
“Sungguh Zaid bin Tsabit telah membaca an-Najm di hadapan Nabi, namun beliau tidak sujud tilawah padanya.” (HR. Al-Bukhori)

Disunnahkan melakukan sujud sahwi bagi para pembaca maupun pendengar bila ia membaca ayat sajdah di dalam atau di luar sholat. Dan apabila pembaca sendiri tidak sujud, maka pendengarpun tidak sujud.

Keutamaan Sujud Tilawah :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِي، يَقُولُ: يَا وَيْلَهُ أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ، وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِيَ النَّارُ "
“Bila manusia membaca ayat sajdah lalu dia bersujud, m aka setan menjauhkan diri sambal menangis, ‘Celakalah, manusia diperintahkan untuk bersujud lalu ia bersujud, maka ia mendapatkan surge, sedangkan aku diperintahkan untuk sujud, namun aku menolak, maka aku mendaapatkan neraka.” (HR. Muslim)

Sifat Dan Tata Cara Sujud Tilawah :

            Cara sujud tilawah adalah bersujud satu kali, bertakbir saat sujud,dan dalam sujudnya mengucapkan, سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى , sebagaimana ia mengucapkan dalam sujud sholat.
Juga mengucapkan:  سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ
Dan juga tidak mengapa membaca doa yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi:
«سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ»

Tempat-tempat Sujud Tilawah Dalam Al-Quran

            Ada lima belas tempat dalam al-Quran untuk sujud tilawah, yaitu: akhir surat al-A’rof: 206, Ar-Ra’d: 15, An-Nahl: 49-50, Al-Isro: 107-109, Maryam: 58, Al-Hajj: 18, akhit surat Al-Hajj: 77, Al-Furqon: 73, An-Naml: 25-26, As-Sajdah: 15, Fushilat: 37-38, An-Najm: 62, Al-Insyiqoq: 20-21, Al-‘Alaq: 19, dan Shod: 24.

B). SUJUD SYUKUR

            Dianjurkan bagi siapa yang mendapatkan kenikmatan yang besar (yang tidak biasa), dijauhkan dari musibah atau mendapat kabar gembira agar bersujud sebagai bentuk syukur kepada Allah dalam rangka meneladani Nabi Muhammad shallallaahu álaihi wasallam.

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «كَانَ إِذَا أَتَاهُ أَمْرٌ يَسُرُّهُ أَوْ يُسَرُّ بِهِ، خَرَّ سَاجِدًا، شُكْرًا لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى»
“Bahwa Nabi bila mendapatkan suatu perkara yang membahagiakannya –atau diberi kabar gembira-, maka beliau menyungkur sujud sebagai ungkapan syukur kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)


Dalam sujud syukur tidak dianjurkan menghadap kiblat, namun menghadapnya lebih utama. Sujud ini hukumnya sama dengan sujud tilawah. Demikian juga sifat dan tata caranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Terbaru

Fiqih Muyassar : SUJUD TILAWAH DAN SUJUD SYUKUR

We Share Because We care Ringkasan Materi Kajian Ummahaat dari Kitab Fikih Muyassar Disampaikan oleh Ust. Rizqo, B.A. di Ma’had Madinat...