Ayah Ibu, Mereka Butuh Doamu

We Share Because We care


              Ayah Ibu, ketika melihat anak kita nakal dan bandel, apakah yang kita lakukan? Tentu sebagian besar dari kita berusaha mencari solusinya, baik dengan membaca buku, browsing melalui internet, menghadiri seminar parenting, atau mengikuti klub parenting ini dan itu. Tetapi, pernahkah terpikir pada diri kita, bahwa solusi yang paling jitu dan paling penting dalam memperbaiki anak-anak kita adalah … mendoakan mereka.

              Ayah Ibu,  doa adalah sarana terpenting dalam mendidik anak, sekaligus merupakan hal termudah yang mampu dilakukan kedua orang tua. Akan tetapi, banyak orang tua yang lalai dari hal ini. Banyak orang tua yang tertipu dengan kemampuannya, pengetahuannya, amal sholihnya, atau usahanya saja. Padahal, di tangan Allah lah segala urusan. Dialah yang mampu membolak balikkan hati anak-anak kita, sehingga mereka menjadi sholih atau durhaka. Siapakah di antara kita yang merasa lebih sholih dan lebih sabar dibandingkan dengan Nabi Nuh ‘alaihissalam? Namun, ternyata Allah menguji beliau dengan anak yang kafir. Begitulah, di tangan Allah sajalah kebaikan dan petunjuk.

              Ayah Ibu, janganlah tertipu dengan kesholihan, kecerdasan, dan kemampuan kita. Contohlah Nabi Ibrahim, kekasih Allah dan salah satu rasul ‘ulul azmi, yang tidak pernah merasa sombong dengan keshalihannya. Sebaliknya, ia tetap berdoa merendahkan diri di hadapan Allah untuk keshalihan anak-anaknya, dengan do’a- doa’yang diabadikan dalam Al Qur’an:

 وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
Artinya: “ dan jauhkanlah aku dan anakku dari (perbuatan) menyembah patung”.

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَ تَقَبَّل دُعَاءِ
Artinya : “Wahai Rabbku, jadikanlah aku orang yang mendirikan sholat, dan juga keturunanku. Wahai Rabb kami, kabulkanlah doa kami”.

              Ayah Ibu, para salaf dahulu pun sangat bersemangat mendoakan anak-anak mereka. Fudhoil bin Iyadh rahimahullah, seorang ulama besar, berdo’a untuk anaknya yang masih kecil: “Ya Allah sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa kau telah berusaha keras mendidik anakku Ali, dan aku tidak mampu, maka didiklah dia untukku”. Maka Allah pun mengabulkan doanya, dan menjadikan Ali bin Fudhoil sebagai ulama besar, setara dengan ayahnya. Begitu pula Said ibnul Musayyab, beliau berkata : “Sesungguhnya bila aku ingat anakku dalam sholatku, maka aku akan memperpanjang sholatku”. Maksudnya adalah ia memperbanyak doa untuk anaknya di dalam sholatnya. Dan berkata juga salah seorang yang sholih kepada anaknya :” Wahai anakku, sesungguhnya aku memperbanyak sholatku untukmu”.  
    
              Ayah Ibu, janganlah pelit untuk mendoakan kebaikan bagi anak-anak kita, karena doa kita untuk mereka adalah doa yang mustajab. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ 
Artinya : “Ada tiga doa yang pasti dikabulkan oleh Allah, tanpa ada keraguan, yaitu : doa orang yang terdzolimi, doa orang yang bepergian jauh (musafir), dan doa orang tua untuk anaknya” (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syekh Albani dalam Shohih Jami’ Ash Shoghir)
Bahkan Rasulullah juga menyebutkan dalam hadist yang lain :

 ثلاث دعوات لا ترد دعوة الوالد لولده ، ودعوة الصائم ، ودعوة المسافر
Artinya : “Ada tiga doa yang tidak akan ditolak, yaitu doa orang tua untuk anaknya, doa orang yang berpuasa (sampai ia berbuka), dan doanya musafir”. ( HR. Abul hasan Al Mahruwiyah dishahihkan oleh Al Albani dalam Shohih Jami’). Maka, manfaatkanlah keutamaan ini dengan sebaik-baiknya. Berdoalah sebelum, disaat, dan setelah melakukan seluruh usaha pendidikan anak. Jangan sampai kita  baru berdoa  bila kita telah gagal dalam mendidik anak kita!

              Ayah Ibu, doakanlah kebaikan untuk anak-anak kita, dan jangan pernah mendoakan keburukan untuk mereka. Rasulullah bersabda:
 لاَ تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أَوْلاَدِكُمْ وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لاَ تُوَافِقُوا مِنَ اللَّهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبُ لَكُمْ
Artinya : “Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian sendiri, jangan mendoakan keburukan untuk anak-anak kalian, dan jangan mendoakan keburukan untuk harta kalian. Janganlah kalian (berdoa keburukan) bertepatan dengan waktu dikabulkannya doa dari Allah, lalu Allah pun mengabulkannya untuk kalian.” (HR Muslim. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 1500.)

Berapa banyak  kenakalan, dan kedurhakaan anak sebenarnya adalah akibat dari doa yang pernah diucapkan orang tuanya sendiri? Seseorang pernah mengadu pada Abdullah bin Mubarok rahimahullah tentang anaknya yang durhaka, maka Ibnul  Mubarak bertanya: “Apakah kamu pernah mendoakan kejelekan untuknya?”, ia menjawab “ Iya”, maka Ibnul Mubarok berkata: “Pergilah, karena engkau  sendiri yang telah merusaknya”.

            Ayah Ibu, kita semua pasti memimpikan ketika kita tua nanti, anak-anak yang dulu mungil dan lemah itu akan mendoakan kita. Maka, jadilah contoh bagi mereka dengan banyak mendoakan mereka. Biasakanlah mengucapkan doa bagi mereka, bahkan dalam perkataan sehari-hari. Bila mereka berbuat baik, biasakanlah mengatakan : ‘Baarakallahu fiik (semoga Allah memberkahimu) atau Jazakallahu khairan (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan). Sebaliknya, bila mereka berbuat keburukan katakanlah: “Hadaakallahu” (Semoga Allah memberimu petujuk), atau “Ashlahakallahu” (semoga Allah memperbaikimu). Membiasakan doa dalam perkataan sehari-hari juga mendidik anak untuk memiliki adab yang baik, berlemah lembut dan suka mendoakan orang lain. Sebaliknya, gampang memarahi dan melaknat anak akan mendidik mereka menjadi pemarah, kasar, dan mudah melaknat pula.

            Karena itu Ayah Ibu, tahanlah lisan kita dari kalimat-kalimat yang buruk bagi buah hati kita sendiri. Contohlah teladan terbaik sepanjang zaman, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak pernah mendoakan keburukan bagi orang lain. Dikisahkan bahwa suatu ketika, Thufail bin Amr Ad Dausy dan para sahabatnya datang kepada Nabi, mereka mengadu: “Ya Rasulullah sesungguhnya suku Daus bermaksiat dan enggan (untuk taat), maka doakanlah kecelakaan untuk mereka, maka Rasulullah menjawab: “ Ya Allah berilah petunjuk kepada suku Daus, dan datangkanlah mereka”. ( HR. Bukhori dan Muslim)

            Ya Allah,  berikanlah kepada kami kelapangan hati dan kemudahan untuk banyak berdoa bagi kebaikan anak-anak kami….



Ummu Sholeh
@ Madinatul Qur’an


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Terbaru

Fiqih Muyassar : SUJUD TILAWAH DAN SUJUD SYUKUR

We Share Because We care Ringkasan Materi Kajian Ummahaat dari Kitab Fikih Muyassar Disampaikan oleh Ust. Rizqo, B.A. di Ma’had Madinat...