Duniaku Hanyalah Untuk Akhiratku

We Share Because We care

Pernahkan kita renungkan, betapa cepatnya roda kehidupan kita ini berputar? Pagi menjadi siang,  siang berganti malam, dan selanjutnya berganti lagi dengan  hari yang baru. Mungkin masih lekat dalam ingatan ketika kita menjalani masa kanak-kanak dan remaja, tak terasa sekarang  kita telah dewasa.  Pernahkah  kita bertanya, kapankah semuanya ini berakhir? Satu tahun lagi kah, sepuluh tahun lagi, atau mungkin 50 tahun lagi? Namun, satu hal yang pasti kita sepakati, bahwa berapa pun lamanya kita hidup di dunia ini, hidup kita akan berakhir dengan kematian. Satu hal yang pasti,  bahwa kita akan meninggalkan segala yang ada di dunia ini, seluruhnya, harta yang kita simpan, anak-anak yang kita besarkan, dan pasangan yang kita cintai, untuk menuju akhirat yang kekal abadi, sendirian, hanya berbekal amalan.
Sudahkah kita siapkan bekal untuk hari yang pasti datang itu? Atau kita selalu terlena dan larut dalam dunia yang fana sehingga melupakan akhir kehidupan itu? Marilah kita renungkan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berikut:
 عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ».
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, Yang paling baik akhlaknya. “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda,Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Dihasankan Syaikh Al Albani).

Wahai hamba Allah yang berakal, carilah bekal untuk akhirat dalam setiap keadaan kita. Mungkin saat ini kita dikaruniai berbagai kesenangan dan kenikmatan, maka bersyukurlah! Gunakan semua yang kita punya sebagai sarana untuk meraih ridhoNya. Berzakatlah, berinfaklah, tolonglah orang yang kesusahan dengan karunia yang Allah berikan. Contohlah sahabat yang paling mulia, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, yang mengisi seluruh harinya dengan kebaikan.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu menceritakan bahwa suatu hari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabatnya :“Siapakah diantara kalian yang berpuasa hari ini?’ Abu Bakar menjawab,’Saya.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Siapakah diantara kalian yang telah mengantar jenazah hari ini?’ Abu Bakar pun menjawab, ‘Saya.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali bertanya, ‘Siapakah diantara kalian yang telah memberi makan orang miskin hari ini?’ Abu Bakar menjawab lagi, ‘Saya.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih bertanya lagi, ‘Siapakah diantara kalian yang telah menjenguk orang sakit hari ini?’ Abu Bakar pun menjawab lagi, ‘Saya.’ Lalu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah amal-amal yang telah disebutkan tadi berkumpul pada satu orang, melainkan ia akan masuk surga.’ [HR. Muslim, no. 1028]
Mungkin di antara kita ada yang sedang tertimpa  musibah dan kesedihan, maka bersabarlah! Ingatlah bahwa Allah telah menuliskan dan menetapkan semua musibah dengan hikmahNya sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Ingatlah bahwa dunia ini hanyalah tempat ujian yang pasti berakhir, maka terimalah ketetapan Allah itu dengan lapang dada. Jadikan musibah sebagai ladang tempat tempat beramal yang akan kita tuai pada hari akhir. Penuhilah ladang itu dengan kesabaran, husnnudzon dan rasa harap kepadaNya, karena Ia telah berjanji:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَاب[ الزمار : 10]  
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah  yang akan disempurnakan pahala mereka  tanpa batas.” (Az Zumar: 10)
Ingatlah bahwa kesusahan di dunia ini, tidak ada apa-apanya dengan kesenangan dan kenikmatan yang disediakan bagi orang-orang yang bersabar. Rasulullah bersabda:
 ما الدنيا في الآخرة إلا كما يدخل أحدكم أصبعه في اليم فلينظر بما ترجع
“Tidaklah dunia itu dibandingkan akhirat kecuali seperti salah seorang di antara kalian yang mencelupkan jarinya ke lautan, maka lihatlah seberapa yang tersisa (di jari tangannya)”. (HR. Muslim, no 2858)
Dan nantikanlah hari ketika Anda dimasukkan dalam surga yang penuh keindahan  dan kesenangan yang tak pernah Anda bayangkan!
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
[ متفق عليه عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ]
Aku janjikan untuk hamba-hambaku yang sholeh (surga) yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak bernah terbetik dalam hati manusia” (Muttafaqun ‘alaih).
Wahai hamba Allah yang menginginkan kebahagiaan yang abadi, sadarilah bahwa dunia ini pasti berlalu dan kita pasti akan sampai pada akhirat, maka carilah bekal sebanyak-banyaknya untuk negeri yang kekal dan pasti akan kita datangi itu. Perbaikilah sholat, perbanyak puasa, ringankanlah kesulitan orang lain, tuntutlah ilmu agama, bacalah Al Qur’an, ajarkanlah kebaikan, dan sibukkanlah diri anda dalam kebaikan dan ketaatan. Lupakanlah semua kesedihan, ketakutan, dan kesulitan karena semuanya akan berlalu. Waspadalah dengan kesenangan dunia, karena semuanya pasti berakhir. Beramallah, karena terlalu banyak amal yang belum kita lakukan dan terlalu sedikit waktu kita untuk kita sia-siakan!


Ummu Sholeh @ Madinatul Qur’an




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Terbaru

Fiqih Muyassar : SUJUD TILAWAH DAN SUJUD SYUKUR

We Share Because We care Ringkasan Materi Kajian Ummahaat dari Kitab Fikih Muyassar Disampaikan oleh Ust. Rizqo, B.A. di Ma’had Madinat...