Fiqih Muyassar : Sujud Sahwi

We Share Because We care

Ringkasan Materi Kajian Ummahaat dari Kitab Fikih Muyassar
Disampaikan oleh Ust. Rizqo, B.A. di Ma’had Madinatulquran Jonggol-Bogor
Ringkasan oleh: Azizah




Bagian Pertama
Pensyariatan Sujud Sahwi Dan Sebab-Sebabnya

Sujud sahwi adalah sujud yg dituntut untuk dilakukan di akhir sholat untuk menambal kekurangan dalam sholat atau kelebihan atau keraguan
Para ulama berijma’bahwa Sujud sahwi disyariátkan (artinya bernilai ibadah, bisa termasuk wajib atau Sunnah tergantung yang ditinggalkan dalam sholat).
Sebab-sebab sujud sahwi, ada 3, yaitu; kelebihan, kekurangan atau keraguan dalam sholat.
إِذَا نَسِيَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ.
“Bila salah seorang di antara kalian lupa (dalam sholatnya), maka hendaknya sujud dua kali.” (HR. Muslim)

Bagian Ke-Dua
Sebab Wajibnya Sjud Sahwi

Sebab-sebab wajibnya sujud sahwi, yaitu;
1.  Apabila seseorang menambah gerakan dalam sholat, semisal menambah ruku’, sujud,berdiri atau duduk, sekalipun hanya sebentar seukuran lamanya duduk istirahat.
عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: «صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسًا»، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ أَزِيدَ فِي الصَّلَاةِ، قَالَ: «وَمَا ذَاكَ؟» قَالُوا: صَلَّيْتَ خَمْسًا، قَالَ: «إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ، أَذْكُرُ كَمَا تَذْكُرُونَ وَأَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ» ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ
“Rasulullah pernah sholat bersama kami lima rokaat. Kami pun berkata: ‘Wahai Rasulullah, adakah sesuatu yang ditambahkan dalam sholat?’  Ia berkata: ‘Apa itu?’ Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya anda telah sholat lima rokaat.’  Ia bersabda: ‘Sesungguhnya aku hanyalah manusia biasa seperti kalian, aku mengingat sebagaimana kalian mengingat, aku lupa sebagaimana kalian lupa juga’. Kemudian ia sujud sahwi dua kali.” (HR. Muslim)

Dan apabila seseorang menambah rokaat sholat dan diketahui saat sholat berlangsung, maka ia wajib duduk saat mnengingatnya, sekalipun saat ia tengah ruku’. Karena, seandainya ia melanjutkan kelebihan tersebut sepengetahuaannya, sesungguhnya ia telah menambah sesuatu dalam sholat dengan sengaja, dan ini dilarang.

2.     Mengucapkan salam sebelum sholatnya sempurna. Hendaknya ketika mengingatnya ia melaksanakan rokaat yang ia tinggalkan, lalu sujud sahwi.
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ الْحُصَيْنِ، قَالَ: «سَلَّمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ثَلَاثِ رَكَعَاتٍ، مِنَ الْعَصْرِ، ثُمَّ قَامَ فَدَخَلَ الْحُجْرَةَ»، فَقَامَ رَجُلٌ بَسِيطُ الْيَدَيْنِ، فَقَالَ: أَقُصِرَتِ الصَّلَاةُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ «فَخَرَجَ مُغْضَبًا، فَصَلَّى الرَّكْعَةَ الَّتِي كَانَ تَرَكَ، ثُمَّ سَلَّمَ، ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيِ السَّهْوِ، ثُمَّ سَلَّمَ»
“Rasulullah mengucapkan salam pada rakaat ketiga dari sholat Ashar, kemudian beliau bangkit lalu masuk bilik (rumah), lalu seorang laki-laki yang kedua tangannya panjang berdiri seraya berkata, ‘Apakah Sholat diqoshor wahai Rasulullah?’ Maka beliau keluar –dalam keadaan dibuat gusar-, lalu beliau sholat satu rakaat yang tertinggal, kemudian mengucapkan salam, kemudian sujud sahwi dua kali kemudian salam.” (HR. Muslim)

3.  Melakukan kesalahan bacaan yang mengubah makna karena lupa, karena bila disengaja, maka ia membatalkan sholat, bila lupa ia wajib sujud sahwi

4.   Meninggalkan salah satu wajib sholat, semisal tasyahud awal atau bacaan tasbih dalam ruku’dan sujud atau meninggalkan takbir intiqhol (takbir perpindahan).
«صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ مِنْ بَعْضِ الصَّلَوَاتِ، ثُمَّ قَامَ، فَلَمْ يَجْلِسْ، فَقَامَ النَّاسُ مَعَهُ، فَلَمَّا قَضَى صَلاَتَهُ وَنَظَرْنَا تَسْلِيمَهُ كَبَّرَ قَبْلَ التَّسْلِيمِ، فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ، ثُمَّ سَلَّمَ»
“Rasulullah sholat mengimami kami dua rakaat dari sholat-sholatnya, kemudian beliau berdiri sehingga tidak duduk (untuk tasyahud awal), lalu orang-orang berdiri bersama beliau.manakala beliau menyelesaikan sholat dan kami menunggu salamnya, maka beliau bertakbir sebelum salam, lalu beliau sujud (sahwi) dua kali ketika beliau duduk (tasyahud akhir), kemudian mengucapkan salam.” (Muttafaq alaihi)

5.     Bimbang dalam jumlah rokaat sehingga yang bersangkutan tidak tahu persis berapa rokaat ia sholat.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَامَ يُصَلِّي جَاءَ الشَّيْطَانُ، فَلَبَسَ عَلَيْهِ حَتَّى لاَ يَدْرِيَ كَمْ صَلَّى، فَإِذَا وَجَدَ ذَلِكَ أَحَدُكُمْ، فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ»
“Sesungguhnya bila salah seorang di antara kalian berdiri sholat, maka setan dating kepadanya lalu mengacaukan sholatnya sehingga dia tidak tahu berapa rokaat dia sholat. Maka bila seseorangmendapatkan peristiwa itu, maka hendaknya sujud sahwi dua kali ketika dia sedang duduk (untuk tasyahud akhir).”  (Muttafaq alaihi)
Ada 2 kondisi dalam hal ini;
Ø  Keraguan tanpa bisa memilih yang benar, berapa rokaat ia telah sholat, maka dalam kondisi ini hendaknya ia mengambil rokaat yang lebih sedikit, lalu melakukan sujud sahwi.
«إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ، فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلَاثًا أَمْ أَرْبَعًا، فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ، ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ، فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْسًا شَفَعْنَ لَهُ صَلَاتَهُ، وَإِنْ كَانَ صَلَّى إِتْمَامًا لِأَرْبَعٍ كَانَتَا تَرْغِيمًا لِلشَّيْطَانِ»
“Bila salah seorang di antara kalian ragu dalam sholatnya lalu dia tidak tahu berapa rokaat dia sholat, tiga atau empat, maka hendaknya dia membuang keraguan dan mendasarkan sholatnya atas apa yang diyakininya, kemudian sujud dua kali sebelum mengucapkan salam”. (HR. Muslim)
Ø  Apabila ia memiliki dugaan kuat dan mampu mentarjih (menyatakan lebih kuat) salah satu dari dua kemungkinan yang dirasakan, maka hendaklah ia mengamalkanapa yang ia yakini, lalu sujud sahwi.
فَلْيَتَحَرَّ الصَّوَابَ، فَلْيُتِمَّ عَلَيْهِ، ثُمَّ لِيَسْجُدْ سَجْدَتَين
“Maka hendaknya dia berusaha mencari yang benar dengan teliti, kemudian menyempurnakan sholatnya berdasarkan atasnya, kemudian sujud dua kali.” (HR. Muslim)

Bagian Ke-Tiga
Kapan Sujud Sahwi Disunnahkan?

Sujud sahwi disunnahkan bila orang yang sholat mengucapkan dzikir yang disyariatkan bukan pada tempatnya karena lupa (seperti; ia membaca alquran saat ruku’ dan sujud atau membaca tasyahud saat berdiri) dengan mengucapkan dzikir yang disyariatkan pada posisi tersebut.
Misalnya, membaca alfatihah dalam ruku’ karena lupa, kemudian ia tetap membaca tasbih “سبحان ربي العظيم .
Bagaimana jika seseorang membaca سبحان ربي الأعلى  pada saat ruku’ tanpa melafazhkanسبحان ربي العظيم  ? wajib baginya sujud sahwi karena ia meninggalkan kewajiban dalam sholat.

Tambahan*:
( A ). Meninggalkan rukun shalat seperti lupa ruku’ dan sujud.
1).        Jika meninggalkan rukun shalat dalam keadaan lupa, kemudian ia mengingatnya sebelum memulai membaca Al Fatihah pada raka’at berikutnya, maka hendaklah ia mengulangi rukun yang ia tinggalkan tadi, dilanjutkan melakukan rukun yang setelahnya. Kemudian hendaklah ia melakukan sujud sahwi di akhir shalat.
2).        Jika meninggalkan rukun shalat dalam keadaan lupa, kemudian ia mengingatnya setelah memulai membaca Al Fatihah pada raka’at berikutnya, maka raka’at sebelumnya yang terdapat kekurangan rukun tadi jadi batal. Ketika itu, ia membatalkan raka’at yang terdapat kekurangan rukunnya tadi dan ia kembali menyempurnakan shalatnya. Kemudian hendaklah ia melakukan sujud sahwi di akhir shalat.

( B ). Bagaimana jika seseorang meninggalkan sunnah shalat?
Dalam keadaan semacam ini tidak perlu sujud sahwi, karena perkara sunnah tidak mengapa ditinggalkan.

Bagian Ke-Empat
Tempat Dan Shifat Sujud Sahwi
  • Sujud sahwi dapat dilakukan sebelum atau setelah salam.
  • Adapun tata caranya adalah bersujud dua sujud seperti sujudnya sholat, bertakbir saat hendak sujud dan saat bangun darinya, kemudian menucapkan salam.
  • Dzikir sujud sahwi seperti dzikir dalam sholat  سبحان ربي الأعلى” .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Terbaru

Fiqih Muyassar : SUJUD TILAWAH DAN SUJUD SYUKUR

We Share Because We care Ringkasan Materi Kajian Ummahaat dari Kitab Fikih Muyassar Disampaikan oleh Ust. Rizqo, B.A. di Ma’had Madinat...