Mengenal Konstipasi atau Sembelit




Anda pernah mengalami susah  buang air besar, atau sakit dan merasa tidak tuntas ketika buang air besar? Tentu tersiksa bukan? Apalagi bila kejadian itu berlangsung lama, bisa jadi aktivitas Anda sehari-hari ikut terganggu. Meskipun pada sebagian besar orang susah buang air besar hanya muncul sesekali, namun beberapa orang mengalaminya dalam waktu yang lama, sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Demikian pula, meskipun pada sebagian besar orang yang mengalaminya tidak ditemukan penyebab yang serius, namun pada beberapa orang ternyata penyakit ini didasari oleh penyakit yang cukup berat. Nah, apa saja hal-hal yang berhubungan dengan susah buang air besar? Insya Allah akan kita bahas pada artikel kali ini.

Apa itu Konstipasi atau Sembelit?
Susah buang air besar biasa disebut dengan sembelit atau bahasa medisnya adalah konstipasi. Menurut definisi, konstipasi adalah sulit buang air besar secara teratur, sakit ketika buang air besar, atau tidak benar-benar tuntas ketika buang air besar. Secara umum, seseorang bisa dianggap mengalami konstipasi apabila buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu, sedangkan konstipasi kronis didefinisikan sebagai gejala konstipasi yang menetap selama tiga bulan atau lebih.
Konstipasi merupakan penyakit yang dapat diderita siapa saja, akan tetapi, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami konstipasi. Beberapa faktor risiko tersebut adalah: wanita, terutama wanita hamil, lanjut usia (lansia), kurang minum atau kurang cairan, konsumsi serat yang rendah, kurang aktivitas fisik, mengkonsumsi obat-obatan seperti sedative (obat penenang), narkotika, atau obat-obat penurun tekanan darah, sering menahan keinginan BAB, perubahan pola makan, dan gangguan psikis, seperti stress dan kecemasan. Pada anak-anak, terdapat faktor risiko khusus, yaitu ketakutan menggunakan toilet dan trauma saat toilet training.

Apa Saja Gejala-Gejala Konstipasi?
Selain buang air besar yang tidak teratur dan adanya rasa sakit ketika BAB, konstipasi biasanya juga disertai dengan gejala-gejala berikut: kotoran (feses) keras, harus mengejan dengan kuat ketika mengeluarkan feses, perasaan adanya sumbatan di usus besar yang menghalangi keluarnya kotoran, perasaan tidak tuntas setelah  mengeluarkan kotoran, dan membutuhkan bantuan untuk mengeluarkan kotoran, seperti harus menekan perut atau mengeluarkan kotoran dari anus dengan jari.

Apakah Penyebab Konstipasi?
Secara patofisiologi, penyebab konstipasi secara umum adalah kotoran yang bergerak terlalu lambat dalam saluran pencernaan. Hal ini menyebabkan kotoran menjadi semakin keras karena berkurang kadar airnya. Seperti yang kita ketahui, usus besar, terutama bagian akhirnya, memiliki fungsi menyerap air dari hasil pencernaan makanan, usus besar memiliki gerakan yang agak lambat, tetapi setiap 24-48 jam bagian akhir usus besar akan bergerak aktif yang membantu pengosongannya dari kotoran, sehingga secara normal, orang dewasa akan merasakan keinginan buang air besar dalam rentang waktu tersebut.
Walaupun sebagian besar konstipasi “hanyalah” disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat, tetapi, pada kasus yang kronis, penyakit ini kemungkinan timbul karena adanya penyakit lain yang mendasari, seperti:
·       Adanya sumbatan pada usus besar atau rectum, misalnya pada: fissura analis (robekan pada lapisan dalam dari bagian bawah rectum), kanker kolon (usus besar), penyempitan kolon (striktur), kanker dalam rongga perut lain yang menekan usus besar, atau rectocele (dinding depan rectum masuk ke vagina).
·       Gangguan persarafan disekitar usus besar dan rectum, seperti pada: stroke, Parkinson, cedera tulang belakang, atau penyakit multiple sclerosis (penyakit akibat sistem kekebalan tubuh yang secara salah menyerang selaput pelindung saraf otak atau saraf tulang belakang).
·       Gangguan otot-otot yang terlibat dalam pengeluaran feses, seperti kelemahan otot-otot panggul, atau ketidakharmonisan kerja otot-otot panggul.
·       Gangguan hormonal, seperti pada diabetes, hiperparatiroidisme, kehamilan, dan hipotiroidisme.

Bagaimana Penanganan Konstipasi?
Mengingat penyebabnya yang beragam, maka penanganan konstipasi pun beragam tergantung pada penyebabnya. Apabila konstipasi baru pertama kali dialami dan gejalanya masih ringan, sebaiknya yang pertama dilakukan adalah  memperbaiki gaya hidup, dengan memperbaiki pola makan, meningkatkan konsumsi serat, mengkonsumsi lebih banyak air putih, meningkatkan aktivitas fisik, tidak menahan keinginan buang air besar, atau membuat jadwal buang air besar yang dapat dilakukan dengan leluasa dan tidak terburu-buru. Namun, apabila konstipasi memberat dan berlangsung lama, serta tidak membaik dengan perubahan gaya hidup, sebaiknya penderita memeriksakan diri ke dokter. Dokter biasanya akan memberikan obat-obatan untuk memperlancar buang air besar, dan terkadang akan menganjurkan beberapa pemeriksaan penunjang yang bertujuan mengetahui penyebab konstipasi yang menetap tersebut. Beberapa obat-obatan yang mungkin diberikan untuk menangani konstipasi adalah:
ü  Laxative . Laxative adalah obat yang berfungsi untuk membuat kotoran bergerak dengan mudah di usus, dengan cara kerja yang berbeda-beda. Contoh obat jenis ini adalah: suplemen serat, stimulant seperti bisacordil, pencahar osmotic, seperti laktulosa, polietilen glikol, dan enema, cairan pelumas, seperti mineral oil, dan pelembut feses, seperti Colace dan Surfak.
ü  Beberapa jenis obat-obatan lain, yang berguna menarik air ke dalam usus.
ü  Fisioterapi untuk memperkuat otot-otot panggul.

Sebagian besar konstipasi tidak menimbulkan efek yang berarti, namun, bila dibiarkan menetap dalam jangka waktu lama, konstipasi dapat menyebabkan hemoroid atau wasir, impaksi feses (menumpuknya tinja kering dan keras), sobeknya kulit anus, serta prolapse rectum (sebagian rectum menonjol ke anus).  Karena itu, bagi Anda yang sering mengalami konstipasi, segeralah ubah gaya hidup Anda, agar Anda tidak tersiksa dengan penyakit yang satu ini!
Semoga bermanfaat!

Sumber:
1.      Constipation, www. MayoClinic.org, 2015
2.      Konstipasi, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati, www. Alodokter.com
3.      Stephen M Borowitz, MD; Pediatric Constipation, www.emedicine.medscape.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Terbaru

Fiqih Muyassar : SUJUD TILAWAH DAN SUJUD SYUKUR

We Share Because We care Ringkasan Materi Kajian Ummahaat dari Kitab Fikih Muyassar Disampaikan oleh Ust. Rizqo, B.A. di Ma’had Madinat...