Anak-anak dan jajan memang sulit dipisahkan, terutama
anak-anak yang telah bersekolah. Jajan seakan-akan menjadi kebutuhan mereka,
sehingga sulit mengontrol jajan adalah hal yang sering dikeluhkan orang tua.
Pada dasarnya, boleh-boleh saja anak jajan, tetapi tentu ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan orang tua, mengingat bahwa anak-anak belum memiliki
kemampuan dalam memilih-milih jajanan yang bermanfaat atau berbahaya bagi
mereka, tidak semua penjual makanan memperhatikan faktor kehalalan dan
kesehatan, serta dari sisi psikologis, anak-anak harus diajari untuk
mengendalikan keinginan.
Mengapa
anak suka jajan?
Sebelum
mempelajari bagaimana mengajari anak agar
tidak jajan sembarangan, ada baiknya kita mengetahui alasan mengapa anak
suka jajan. Menurut psikolog Dr. Rosemini A.P., M.Psi, sedikitnya ada 3 hal
yang membuat anak suka jajan, yaitu:
🌳Jajanan umumnya berharga lebih
murah, berwarna menarik, enak di mulut, dan mudah dimakan.
🌳 Mencontoh kebiasaan orang-orang di
sekitarnya.
🌳 Tidak tersedianya makanan sehat, padahal anak sangat membutuhkan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energinya, sehingga anak tidak punya pilihan selain jajan.
🌳 Tidak tersedianya makanan sehat, padahal anak sangat membutuhkan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energinya, sehingga anak tidak punya pilihan selain jajan.
Dari beberapa
alasan tersebut, tampaknya anak cenderung jajan karena tertarik pada penampilan
makanan, atau sekedar meniru orang di sekitarnya, sehingga diperlukan pemberian
pengetahuan kepada anak, mengenai jenis-jenis jajanan sehat yang boleh
dikonsumsi dan jajanan tidak sehat yang harus dihindari.
Bagaimanakah kriteria jajanan yang sehat atau tidak sehat?
Kriteria jajanan
yang sehat atau tidak sehat tidak hanya bergantung pada bahan makanan tersebut,
tetapi mencakup juga kebersihan, cara penyajian, dan tempat penjualan jajanan. Berikut adalah kriteria
jajanan yang sehat:
👌Mengandung gizi yang seimbang,
yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam porsi seimbang.
👌Makanan dimasak dan disajikan di lingkungan yang bersih, jauh dari tempat sampah, got, atau kotoran (debu, asap kendaraan bermotor, dan sebagainya).
👌Makanan dimasak dan disajikan di lingkungan yang bersih, jauh dari tempat sampah, got, atau kotoran (debu, asap kendaraan bermotor, dan sebagainya).
👌Makanan dikemas dalam keadaan tertutup, bersih, dan
tidak kotor.
👌Peralatan masak serta
bahan pangan dalam kondisi baik dan bersih.
👌 Terdapat fasilitas
cuci tangan dan cuci peralatan yang senantiasa bersih di tempat jajan.
👌Penjual jajanan
memperhatikan kebersihan pakaiannya, tidak sakit, tidak merokok,dan tidak suka
meludah.
👌Jajanan tidak berwarna
mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya, karena makanan yang berwarna
terlalu mencolok kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman.
👌Terdaftar di BPOM, terutama
untuk makanan impor.
Sedangkan kriteria jajanan yang tidak sehat, adalah
sebagai berikut:
- Makanan berwarna mencolok dan berasa tajam, misal sangat gurih, membuat lidah bergetar dan tenggorakan gatal.
- · Berbau apek atau tengik, yang menandakan makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
- · Makanan yang terlalu murah, sehingga mungkin mengandung bahan pangan sintesis berlebihan, atau bahan berbahaya.
- · Makanan yang dibungkus kertas bekas atau koran bekas.
Makanan dan jajanan yang tidak sehat tersebut dapat
membahyakan kesehatan anak, baik dalam jangka pendek (segera) maupun jangka
panjang.
Dampak jajanan
yang tidak sehat
Beberapa
dampak jangka pendek jajanan tidak sehat menurut Dr. Tb Rachmat Sentika,
Sp.A.,MARS, dokter anak sekaligus staf ahli Menko Kesra Bidang Pencapaian MDGs adalah
diare, muntah-muntah, dan sakit perut, akibat jajanan yang tidak higienis,
sedangkan dampak jangka panjangnya dapat berupa : gangguan gizi, baik
kekurangan nutrisi atau sebaliknya, obesitas,
cacingan, anemia, bahkan bila jajanan tersebut mengandung zat berbahaya,
dapat menimbulkan kerusakan organ-organ, seperti sirosis hati (pengerasan
hati), gagal ginjal dan organ metabolik lain, hingga kanker.
Setelah mengetahui dampak jajanan yang tidak sehat,
seharusnya kita sebagai orang tua waspada dan berusaha mencegah anak jajan
sembarangan, serta meminimalisir keinginan mereka untuk jajan di luar, bukan?
Nah, bagaimana cara mengatasi kebiasaan anak jajan di luar?
Beberapa tips berikut dapat dicoba untuk mengontrol keinginan anak untuk
jajan :
·
Batasi Uang Jajan
Anak.
Anak bisa jajan karena ia memiliki cukup uang untuk jajan. Batasi uang
jajannya, agar ia tidak jajan secara berlebihan.
·
Pastikan Anak
Mendapatkan Makan yang Cukup.
Anak yang tidak makan atau makan terlalu sedikit cenderung suka jajan
karena lapar, maka pastikan anak mendapat makanan yang cukup di rumah.
·
Ajari Anak
Berhemat dan Menabung.
Mengajari anak menabung dan berhemat sejak dini sangat penting untuk
mendidik anak mengatur keuangan pribadi. Jika anak sudah memiliki kesadaran
berhemat, ia cenderung menahan diri dan tidak mudah tergoda untuk untuk
menghabiskan uangnya untuk jajan.
·
Siapkan Bekal Anak.
Membawa bekal sendiri menjamin anak mendapatkan makanan sehat dan aman.
·
Perhatikan Makanan
Kesukaan Anak.
Banyak anak yang tidak suka makan di rumah karena kurang cocok dengan
menu yang ada, maka sebaiknya orangtua memperhatikan makanan kesukaan anak, sehingga
anak merasa cukup makan di rumah.
·
Siapkan Menu
Makanan Sehat.
Tercukupinya kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan
mineral akan menjamin anak merasa kenyang lebih lama, dan mencegahnya untuk
jajan berlebihan.
·
Beri Teladan
Kebiasaan Makan yang Sehat.
Kebiasaan jajan bisa jadi dipengaruhi lingkungan dan gaya hidup, karenanya,
berilah contoh untuk tidak sering jajan dan memilih jajanan yang sehat.
·
Berikan Pengertian
Resiko Jajan Sembarangan.
Berikan penjelasan kepada anak mengenai resiko jajan makanan sembarangan,
jenis makanan yang sehat , dan tempat jajan yang sehat.
Demikianlah beberapa cara agar anak tak asal jajan.
Jangan lupa pula untuk menasihati anak-anak agar tidak hanya memilih satu
jenis jajanan saja, karena tidak ada satu makanan yang sempurna, yang mampu
memenuhi seluruh kebutuhan seseorang. Oeleh
karena itu, anjurkan anak untuk memilih jajanan yang bervariasi setiap harinya,
agar jajan tidak sekedar karena ikut-ikutan atau sekedar tertarik pada
penampilan makanan, tetapi juga menunjang pertumbuhan dan perkembangannya
menjadi lebih optimal.
Sumber:
1.
Bagaimana Cara Mengurangi Kebiasaan Jajan Pada Anak?
(8 Tips), www. VistaBunda.com, 2013
2.
Ajari Anak Memilih Jajanan Sehat, www.
TabloidNakita.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar