Awas Cacingan!

We Share Because We care


Anak anda susah makan? berbadan kurus? tampak lesu? atau suka menggaruk-garuk pantatnya? Hati-hati, jangan-jangan si kecil terjangkit cacingan. Cacingan memang masih menjadi masalah kesehatan yang cukup besar di Indonesia, karena berdasarkan statistik, sekitar 20-30% anak-anak di Indonesia terjangkit penyakit ini, tersebar baik di  perkotaan atau pedesaan. Bahkan, di beberapa daerah angka kecacingan pada anak-anak mencapai 50%. Oleh karena itu, cacingan tidak bisa kita anggap sepele, karena mungkin saja anak kita terkena cacingan. Nah, bagaimana kita dapat mengenali dan menangani dengan benar penyakit yang satu ini?

Bagaimanakah Gejala Penyakit Cacingan?
Cacingan adalah infeksi akibat cacing. Ada banyak cacing yang bisa menyebabkan penyakit ini, seperti cacing tambang, cacing pita, caci kremi, dan lain sebagainya. Gejala cacingan yang muncul dan dirasakan oleh pasien sebenarnya tergantung dari cacing penyebab infeksinya, akan tetapi rata-rata anak akan mengalami gejala-gejala berikut:
1.      Sakit Perut
Sakit perut adalah gejala umum cacingan, meskipun bisa juga disebabkan oleh masalah kesehatan lainnya. Sakit perut karena cacingan biasanya muncul berulang atau kambuh-kambuhan dan tidak parah, di samping itu sering kali disertai dengan gejala lain yang akan disebutkan berikutnya.
2.      Gatal di Sekitar Anus
Gejala ini adalah gejala cacingan yang disebabkan cacing kremi. Gatal pada anus terjadi ketika cacing mencapai anus untuk bertelur terutama di malam hari atau awal pagi hari sehingga hal ini akan membuat iritasi dan gatal. Tentu gejala ini akan sangat menyebalkan bagi seorang anak, terutama balita dan tak jarang bisa membuat rewel bahkan mengganggu tidur.
3.      Tidur Terganggu
Kedua gejala di atas dapat menyebabkan seorang anak penderita cacingan terganggu tidurnya.
4.      Sering Meludah
Jika anak Anda mulai meludah banyak tanpa sebab yang jelas, misalnya karena sakit tenggorokan atau amandel, maka mungkin saja ini salah satu akibat adanya cacing di perut. Peningkatan air liur dalam mulut karena cacing, membuat anak sering meludah.
5.      Feses Berbau  Sangat Busuk
6.      Memasukkan benda ke dalam mulut
Memasukkan benda-benda ke dalam mulut membuat anak rentan terkena cacingan. Juga, apabila mereka terinfeksi cacingan, anak-anak akan cenderung sering melakukan hal ini. Oleh karena itu, bila anak sering memasukkan benda ke mulut,  apalagi disertai penurunan nafsu makan, sebaiknya kita curiga adanya penyakit cacingan.
7.      Ruam kulit
Dalam beberapa kasus yang sangat jarang, cacing dapat menyebabkan ruam pada kulit atau bercak merah pada tangan dan kaki.
8.      Anemia
Cacing di dalam usus bisa menyerap zat besi yang di butuhkan oleh anak untuk memproduksi sel darah merah, sehingga apabila anak mengalami cacingan dalam kurun waktu tertentu, ia bisa menderita anemia yang ditandai dengan badan lemas dan pucat. Hal ini juga bisa terjadi karena pendarahan dalam saluran cerna karena cacingan
9.      Badan Kurus
Ketika zat nutrisi penting yang seharusnya di gunakan anak untuk pertumbuhan dicuri oleh cacing, dan ditambah lagi gejala anak cacingan yang berupa tidak nafsu makan, maka kondisi ini akan membuat berat badan anak sulit naik dan bahkan cenderung kurus.
                Apabila anak kita mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya kita memeriksakannya ke dokter, agar dapat dipastikan diperiksa lebih lanjut dan dipastikan penyebabnya. Apabila kemungkinan adanya infeksi cacing yang kuat, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan berupa:
ü  Tes selotip. Tes ini dilakukan untuk cacing kremi dengan cara menempelkan sepotong pita di anus anak untuk mengumpulkan telur cacing jika ada. Kemudian hasilnya dikirim ke laboratorium untuk pengujian.
ü  Tes Cutton-bud. Sama seperti di atas, namun tidak menggunakan selotip melainkan cutton bud.
ü  Memeriksa kuku. Dokter mungkin memeriksa telur cacing di bawah kuku anak.
ü  Pemeriksaan tinja. Dokter akan meminta sampel tinja anak yang dikirim ke laboratorium untuk memeriksa cacing atau telur cacing.
ü  USG. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada penyakit cacingan parah. Dengan USG, dokter akan mencari tahu lokasi yang tepat di mana cacing-cacing itu berkumpul.
Apa Saja Jenis-jenis Obat Cacing?
Nah, bila anak kita terbukti menderita cacingan, ada beberapa jenis obat cacing yang dapat digunakan. Tentu saja, penggunaannya harus dengan petunjuk dokter atau tenaga medis agar tidak terjadi efek samping bahkan efek toksik yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih buruk. Beberapa obat cacing adalah:
1.      Piperazin
Piperazin bekerja dengan melumpuhkan otot-otot cacing sehingga lumpuh dan terbuang bersama kotoran. Piperazine berguna  untuk mengobati cacing gelang, dan cacing kremi.
2.      Pirantel Pamoat
Ini merupakan obat cacing yang paling banyak digunakan saat ini. Mekanisme kerjanya melumpuhkan cacing sehingga cacing mati dan dikeluarkan lewat feses. Pirantel pamoat dapat membunuh lebih banyak cacing, seperti: cacing kremi, cacing gelang , dan cacing tambang.
3.      Mebendazol
Obat cacing ini digunakan untuk membasmi cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, dan cacing cambuk, juga efektif membunuh cacing dalam rongga usus
4.      Albendazol
Albendazol sangat efektif untuk membasmi cacing gelang, cacing kremi , cacing cambuk, cacing tambang,dan cacing pita. Albendazol mempunyai khasiat membunuh cacing, menghancurkan telur, dan larva cacing.
Bagaimana Mencegah Cacingan?
              Setelah mengetahui bahwa akibat penyakit cacingan ternyata tidak seremeh yang sering kita bayangkan, sebaiknya kita berusaha mencegah penyakit ini. Bagaimanapun, mencegah selalu lebih baik dari mengobati. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya cacingan, diantaranya:
  •     Mengajari anak untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir (usahakan air hangat), terutama sesudah ke toilet dan juga sebelum makan.
  •        Selalu buang air besar di jamban atau toilet.
  •        Mengajari anak untuk selalu memakai alas kaki
  •       Apabila tinggal di lokasi perkebunan atau pertambangan, memakai sepatu boots tinggi dan jangan berbaring di atas tanah ataupun tempat yang kemungkinan terkontaminasi cacing
  •        Menghindari paparan air yang telah terkontaminasi parasit, khususnya cacing.
              Hal-hal di atas adalah cara pencegahan utama dan harus selalu ditekankan pada anak-anak agar terhindar dari cacingan. Selain itu, kita juga bisa memberi mereka obat cacing setiap 6 bulan sekali sebagai langkah pencegahan, tentu dengan memperhatikan aturan pakai dan lebih baik setelah berkonsultasi dengan dokter.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Terbaru

Fiqih Muyassar : SUJUD TILAWAH DAN SUJUD SYUKUR

We Share Because We care Ringkasan Materi Kajian Ummahaat dari Kitab Fikih Muyassar Disampaikan oleh Ust. Rizqo, B.A. di Ma’had Madinat...