Anak anda
susah makan? berbadan kurus? tampak lesu? atau suka menggaruk-garuk pantatnya?
Hati-hati, jangan-jangan si kecil terjangkit cacingan. Cacingan memang masih menjadi
masalah kesehatan yang cukup besar di Indonesia, karena berdasarkan statistik,
sekitar 20-30% anak-anak di Indonesia terjangkit penyakit ini, tersebar baik
di perkotaan atau pedesaan. Bahkan, di
beberapa daerah angka kecacingan pada anak-anak mencapai 50%. Oleh karena itu,
cacingan tidak bisa kita anggap sepele, karena mungkin saja anak kita terkena
cacingan. Nah, bagaimana kita dapat mengenali dan menangani dengan benar
penyakit yang satu ini?
Bagaimanakah Gejala Penyakit Cacingan?
Cacingan
adalah infeksi akibat cacing. Ada banyak cacing yang bisa menyebabkan penyakit
ini, seperti cacing tambang, cacing pita, caci kremi, dan lain sebagainya.
Gejala cacingan yang muncul dan dirasakan oleh pasien sebenarnya tergantung
dari cacing penyebab infeksinya, akan tetapi rata-rata anak akan mengalami
gejala-gejala berikut:
1. Sakit Perut
Sakit perut
adalah gejala umum cacingan, meskipun bisa juga disebabkan oleh masalah
kesehatan lainnya. Sakit perut karena cacingan biasanya muncul berulang atau
kambuh-kambuhan dan tidak parah, di samping itu sering kali disertai dengan
gejala lain yang akan disebutkan berikutnya.
2. Gatal di Sekitar
Anus
Gejala ini
adalah gejala cacingan yang disebabkan cacing kremi. Gatal pada anus terjadi
ketika cacing mencapai anus untuk bertelur terutama di malam hari atau awal
pagi hari sehingga hal ini akan membuat iritasi dan gatal. Tentu gejala
ini akan sangat menyebalkan bagi seorang anak, terutama balita dan tak
jarang bisa membuat rewel bahkan mengganggu tidur.
3. Tidur Terganggu
Kedua gejala di
atas dapat menyebabkan seorang anak penderita cacingan terganggu tidurnya.
4. Sering Meludah
Jika anak Anda
mulai meludah banyak tanpa sebab yang jelas, misalnya karena sakit tenggorokan atau amandel, maka mungkin saja
ini salah satu akibat adanya cacing di perut. Peningkatan air liur dalam mulut
karena cacing, membuat anak sering meludah.
5. Feses Berbau Sangat Busuk
6. Memasukkan benda
ke dalam mulut
Memasukkan
benda-benda ke dalam mulut membuat anak rentan terkena cacingan. Juga, apabila
mereka terinfeksi cacingan, anak-anak akan cenderung sering melakukan hal ini. Oleh
karena itu, bila anak sering memasukkan benda ke mulut, apalagi disertai penurunan nafsu makan,
sebaiknya kita curiga adanya penyakit cacingan.
7.
Ruam kulit
Dalam beberapa
kasus yang sangat jarang, cacing dapat menyebabkan ruam pada kulit atau
bercak merah pada tangan dan kaki.
8. Anemia
Cacing di dalam
usus bisa menyerap zat besi yang di butuhkan oleh anak untuk memproduksi sel
darah merah, sehingga apabila anak mengalami cacingan dalam kurun waktu
tertentu, ia bisa menderita anemia yang ditandai dengan badan lemas dan pucat.
Hal ini juga bisa terjadi karena pendarahan dalam saluran cerna karena cacingan
9. Badan Kurus
Ketika zat nutrisi penting yang
seharusnya di gunakan anak untuk pertumbuhan dicuri oleh cacing, dan ditambah
lagi gejala anak cacingan yang berupa tidak nafsu makan, maka kondisi ini akan
membuat berat badan anak sulit naik dan bahkan cenderung kurus.
Apabila
anak kita mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya kita memeriksakannya ke dokter,
agar dapat dipastikan diperiksa lebih lanjut dan dipastikan penyebabnya.
Apabila kemungkinan adanya infeksi cacing yang kuat, dokter akan melakukan
beberapa pemeriksaan lanjutan berupa:
ü Tes selotip. Tes ini dilakukan untuk cacing
kremi dengan cara menempelkan sepotong pita di anus
anak untuk mengumpulkan telur cacing jika ada. Kemudian
hasilnya dikirim ke laboratorium untuk pengujian.
ü Tes Cutton-bud. Sama seperti di atas, namun
tidak menggunakan selotip melainkan cutton bud.
ü Memeriksa kuku. Dokter mungkin memeriksa telur
cacing di bawah kuku anak.
ü Pemeriksaan
tinja. Dokter akan
meminta sampel tinja anak yang dikirim ke laboratorium untuk memeriksa
cacing atau telur cacing.
ü USG. Pemeriksaan ini biasanya
dilakukan pada penyakit cacingan parah. Dengan USG, dokter akan mencari
tahu lokasi yang tepat di mana cacing-cacing itu berkumpul.
Apa Saja
Jenis-jenis Obat Cacing?
Nah, bila anak kita terbukti
menderita cacingan, ada beberapa jenis obat cacing yang dapat digunakan. Tentu
saja, penggunaannya harus dengan petunjuk dokter atau tenaga medis agar tidak
terjadi efek samping bahkan efek toksik yang dapat menyebabkan masalah
kesehatan yang lebih buruk. Beberapa obat cacing adalah:
1.
Piperazin
Piperazin
bekerja dengan melumpuhkan otot-otot cacing sehingga lumpuh dan terbuang
bersama kotoran.
Piperazine
berguna untuk mengobati cacing gelang,
dan cacing kremi.
2.
Pirantel Pamoat
Ini merupakan obat cacing yang
paling banyak digunakan saat ini. Mekanisme kerjanya melumpuhkan cacing
sehingga cacing mati dan dikeluarkan lewat feses. Pirantel pamoat dapat
membunuh lebih banyak cacing, seperti: cacing kremi, cacing gelang , dan cacing
tambang.
3.
Mebendazol
Obat cacing ini digunakan untuk
membasmi cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, dan cacing cambuk, juga
efektif membunuh cacing dalam rongga usus
4.
Albendazol
Albendazol sangat efektif untuk
membasmi cacing gelang, cacing kremi , cacing cambuk, cacing tambang,dan cacing
pita. Albendazol mempunyai khasiat membunuh cacing, menghancurkan telur, dan
larva cacing.
Bagaimana Mencegah Cacingan?
Setelah
mengetahui bahwa akibat penyakit cacingan ternyata tidak seremeh yang sering
kita bayangkan, sebaiknya kita berusaha mencegah penyakit ini. Bagaimanapun,
mencegah selalu lebih baik dari mengobati. Ada beberapa upaya yang bisa
dilakukan untuk mencegah terjadinya cacingan, diantaranya:
- Mengajari anak untuk mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir (usahakan air hangat), terutama sesudah ke toilet
dan juga sebelum makan.
- Selalu buang air besar di jamban atau toilet.
- Mengajari
anak untuk selalu memakai alas kaki
- Apabila
tinggal di lokasi perkebunan atau pertambangan, memakai sepatu boots
tinggi dan jangan berbaring di atas tanah ataupun tempat yang kemungkinan
terkontaminasi cacing
- Menghindari paparan air yang telah
terkontaminasi parasit, khususnya cacing.
Hal-hal di atas adalah cara
pencegahan utama dan harus selalu ditekankan pada anak-anak agar terhindar dari
cacingan. Selain itu, kita juga bisa memberi mereka obat cacing setiap 6 bulan
sekali sebagai langkah pencegahan, tentu dengan memperhatikan aturan pakai dan
lebih baik setelah berkonsultasi dengan dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar