Setelah
kita menyadari mengapa kita harus bersabar dan istiqamah dalam mendidik anak
mengerjakan sholat, kali ini kita akan membahas bagaimana cara mengajarkan
sholat kepada anak secara bertahap. Satu hal yang harus selalu kita ingat
ketika mendidik anak untuk sholat adalah, bahwa tujuan kita adalah membuatnya mencintai
sholat dan merasa butuh kepadanya. Karena itu, selayaknya kita memilih cara-cara
yang baik dan penuh hikmah ketika mengajarkan mereka sholat. Allah Ta’ala berfirman:
اُدعُ إلى سبيل ربك بالحكمةِ والموعظةِ الحسَنة
“Dan serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan
hikmah dan pengajaran yang baik” (An Nahl: 125)
Rasulullah shalallahu
alaihi wa sallam juga bersabda:
إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه، ولا خلا منه شيء
إلا شانه
“Sesungguhnya tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu
melainkan ia akan menghiasinya, dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, melainkan
akan memperburuknya” (Riwayat Muslim).
Salah
satu hal terpenting dalam mendidik anak adalah kesepakatan kedua orang tua,
ayah dan ibu, dalam pelaksanaan pendidikan tersebut. Ayah dan ibu harus menaati
peraturan yang dibuat bersama dengan anak. Misalnya, bila ibu berjanji
memberikan hadiah istimewa bila anak menjalankan sholat dengan rutin, maka janganlah
ayah merusaknya dengan memberikan hadiah yang lebih besar untuk hal lain,
sedangkan anak tidak rutin menjalankan sholat. Begitu pula sebaliknya, bila ibu
memboikot keinginan anak karena ia mengabaikan sholat, janganlah ayah
membatalkan hukuman itu karena kasihan terhadap anak.
Setelah bersepakat, orang tua dapat
menerapkan metode pengajaran dengan lebih terperinci dan bertahap berdasarkan
usia dan kemampuan anak. Sebaiknya jangan berpindah ke tahapan selanjutnya
sebelum anak berhasil pada tahapan sebelumnya.
Usia
3-5 tahun
v Pada usia ini anak mulai menunjukkan minat terhadap sesuatu dan
suka meniru orang-orang di sekitarnya, karenanya, ajaklah ia berdiri di samping
kita ketika kita sholat, atau ajaklah ia ke masjid.
v Apabila ia menirukan gerakan sholat kita, pujilah ia, dan biarkan
ia menirukan sholat kita sesering mungkin. Salah satu kesalahan sebagian orang
adalah melarang anaknya sholat dengan alasan ia masih sangat kecil.
v Bila kita membawa anak ke masjid, sebaiknya perhatikan juga
adab-adab terhadap orang lain. Apabila ia menangis atau mengganggu, kita bisa
menggendongnya, atau meninggalkannya di rumah saja.
v Pada usia ini sebaiknya mulai ditalqinkan al fatihah, mu’awidzatain,
dan surat al ikhlas.
Usia
5-7 tahun
v Pada usia ini, anak mulai bisa memahami kalimat-kalimat yang
panjang, maka sebaiknya kita ajari mereka tentang nikmat-nikmat Allah, kasih
sayangNya, kebesaranNya, dengan menyebutkan contoh-contoh pemberianNya kepada
kita, sehingga membangkitkan kecintaan dan kerinduan anak terhadap kasih sayang
Allah, selanjutnya mengajari mereka bahwa semua itu melazimkan ketaatan kepadaNya, salah satunya dengan mengerjakan sholat.
v Memberikan teladan nyata dengan
melaksanakan sholat dengan tertib di depannya.
v Memberikan pelajaran ringan tentang aqidah, kisah isra’ dan mi’raj,
kisah nabi dan sahabat yang berkaitan dengan sholat, sehingga tertanam kecintaan
dan kebutuhan terhadap sholat.
v Menjauhi cara-cara keras pada usia ini, dan mengajari mereka
melaksanakan sholat secara bertahap, misal melaksanakan sholat subuh dulu, baru
ditambah dengan sholat dhuhur, selanjutnya ditambah dengan sholat ashar, dan seterusnya.
v Mengajari pentingnya dan cara-cara bersuci,
v Sering memberikan pujian dan hadiah apabila mereka mengerjakan
sholat.
Usia
7-10 tahun
v Pada saat anak menginjak usia 7 tahun, katakan padanya, bahwa
mereka memasuki usia yang istimewa, yaitu usia diperintahkannya sholat, bila
perlu berikan mereka hadiah berupa baju sholat, mukena, dan sajadah.
v Menghindari kalimat tanya seperti: “apakah kamu sudah sholat?”
karena dapat membuka peluang untuk berbohong, sebaliknya, gunakan kalimat yang tegas
dan mengingatkan, seperti: “waktunya sholat, nak!”, atau: “ibu sedang
menunggumu untuk sholat, sebelum habis waktunya”.
v Sering-seringlah menyemangati dengan mengatakan: “ayah ibu bangga
sekali bila kamu rajin sholat”. Tampakkan kepada mereka bahwa kebahagiaan dan
kebanggaan terbesar mereka adalah ketika mereka rajin mengerjakan sholat, dan
maafkanlah kesalahan kecil mereka ketika
mereka mudah disuruh mengerjakan sholat.
v Mengajak mereka untuk sholat berjamaah, karena itu akan lebih
menyemangati mereka, terutama untuk anak laki-laki karena tabiat mereka senang
keluar rumah dan bertemu teman-temannya, maka ajaklah mereka shalat berjama’ah
di masjid.
v Pada usia ini, dapat diajarkan hukum-hukum bersuci secara lebih
detail, sifat sholat dan wudhu Nabi shalallahu alaihi wasallam, doa-doa dan
dzikir dalam sholat, dan mulai merutinkan mereka sholat 5 kali sehari, walaupun
tidak harus tepat pada waktunya.
v Setelah mereka terbiasa mengerjakan sholat 5 waktu, ajarkanlah
mereka untuk segera sholat begitu mendengan adzan.
v Membangkitkan kepekaan anak terhadap sholat. Misalnya, bila anak
meminta izin untuk tidur sebelum waktu isya’ maka katakanlah, “sebentar lagi
isya’ sholat dulu bersama kami”, atau ketika ia hendak pergi menjelang ashar,
tahanlah dulu sambil berkata: “sebentar lagi ashar, sholat dulu, baru kamu
pergi”. Teruslah melatih kepekaan dan keterikatan mereka dengan sholat, agar
mereka menyadari pentingnya sholat di atas segala kegiatan.
v Apabila mereka telah mengerjakan sholat dengan rutin, maka
ajarkanlah mereka sunnah sunnah sholat, sholat-sholat sunnah, dan dzikir-dzikir
setelah sholat. Ajarkan juga kepada mereka rukhsoh- ruksoh yang berkaitan
dengan sholat, seperti kapan boleh bertayamum, kapan boleh menjamak dan
mengqashor sholat, dan sebagainya, dengan menyebutkan bahwa Allah Maha Pemurah
dan tidak menghendaki kesulitan bagi kita, dan agama Islam ini adalah agama
yang mudah.
v Ajarkan mereka untuk tidak malu mengajak teman yang belum
mengerjakan sholat, sekaligus ajarkan mereka untuk tidak mengejek atau
merendahkan teman yang tidak sholat, melainkan perintahkan mereka untuk
mendakwahi teman tersebut dengan cara yang baik.
v Carilah media-media yang memudahkan kita mengajari tata cara
sholat, seperti gambar-gambar tata cara wudhu dan sholat, atau kaset dan cd
tentang hal tersebut.
v Mengenai pukulan pada anak berusia 10 tahun yang tidak mengerjakan
sholat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: pukulan itu tidak
menyakitkan, tidak memukul di tempat yang dilarang, seperti wajah, tidak
memukul di depan orang lain, tidak memukul ketika sedang marah, dan yang perlu
diperhatikan adalah pukulan yang diperintahkan oleh Rasulullah adalah pukulan
untuk memperbaiki dan mengobati kebandelan anak, dan bukan sekedar kekerasan
dan hukuman yang dapat menimbulkan masalah baru. Karena itu, apabila orang tua
atau pendidik melihat bahwasanya anak tersebut tidak dapat diperbaiki dengan
pukulan, atau justru semakin membangkang dan berbohong bila dipukul, maka
hendaknya ia berhenti memukul anak tersebut dan mencari cara lain untuk
mendidiknya.
Demikianlah beberapa cara melatih
anak mengerjakan sholat. Tentu masih ada cara-cara lain yang dapat diterapkan,
selama cara-cara tersebut mengedepankan sikap hikmah dalam mendidik dan dalam
koridor syari’at. Beberapa hal juga harus diingat dalam mengajarkan anak untuk
sholat, yaitu:
o
Pendidikan
sholat, seperti juga pendidikan adab dan akhlak yang lain, memerlukan waktu
sampai terbentuk kesadaran melaksanakannya. Karena itulah Rasulullah memerintahkan
orang tua mengajari anak sholat saat berusia 7 tahun dan baru memerintahkan
memukul setelah berusia 10 tahun. Hal
ini menunjukkan bahwa mengajarkannya sholat memiliki tahapan-tahapan yang
dilaksanakan selama rentang waktu 3 tahun, sampai anak terbiasa
melaksanakannya, dan barulah anak dihukum untuk memberikan peringatan terhadap
kelalaian dan kemalasannya ketika berumur 10 tahun.
o
Sekedar perintah dan nasehat saja tidak cukup, tetapi
memerlukan tahapan dan metode yang jelas,
terarah dan bertahap.
o
Semakin awal kita memulai akan semakin mudah bagi kita, maka
jangan sia-siakan kesempatan mengajarkan sholat kepada mereka sejak kecil, dan
jangan sampai kita baru mengajarkan sholat setelah mereka berumur 10 tahun.
Yang terakhir dan terpenting adalah banyaklah berdoa untuk
anak-anak kita agar mereka termasuk orang-orang yang mendirikan sholat, dan
sandarkan keberhasilan usaha kita hanya kepada Allah. Sebaik apa pun metode
yang kita ambil, tidaklah akan berhasil tanpa pertolongan dari Allah. Dan
semoga, Anda dan saya termasuk orang-orang yang sukses membentuk generasi yang
mencintai sholat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar