Nak, Yuk Shalat 2



Setelah kita menyadari mengapa kita harus bersabar dan istiqamah dalam mendidik anak mengerjakan sholat, kali ini kita akan membahas bagaimana cara mengajarkan sholat kepada anak secara bertahap. Satu hal yang harus selalu kita ingat ketika mendidik anak untuk sholat adalah, bahwa tujuan kita adalah membuatnya mencintai sholat dan merasa butuh kepadanya. Karena itu, selayaknya kita memilih cara-cara yang baik dan penuh hikmah ketika mengajarkan mereka sholat. Allah Ta’ala  berfirman:
 اُدعُ إلى سبيل ربك بالحكمةِ والموعظةِ الحسَنة
“Dan serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik” (An Nahl: 125)
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam juga bersabda:
إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه، ولا خلا منه شيء إلا شانه
“Sesungguhnya tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya, dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, melainkan akan memperburuknya” (Riwayat Muslim).
Salah satu hal terpenting dalam mendidik anak adalah kesepakatan kedua orang tua, ayah dan ibu, dalam pelaksanaan pendidikan tersebut. Ayah dan ibu harus menaati peraturan yang dibuat bersama dengan anak. Misalnya, bila ibu berjanji memberikan hadiah istimewa bila anak menjalankan sholat dengan rutin, maka janganlah ayah merusaknya dengan memberikan hadiah yang lebih besar untuk hal lain, sedangkan anak tidak rutin menjalankan sholat. Begitu pula sebaliknya, bila ibu memboikot keinginan anak karena ia mengabaikan sholat, janganlah ayah membatalkan hukuman itu karena kasihan terhadap anak.
            Setelah bersepakat, orang tua dapat menerapkan metode pengajaran dengan lebih terperinci dan bertahap berdasarkan usia dan kemampuan anak. Sebaiknya jangan berpindah ke tahapan selanjutnya sebelum anak berhasil pada tahapan sebelumnya.    
Usia 3-5 tahun
v  Pada usia ini anak mulai menunjukkan minat terhadap sesuatu dan suka meniru orang-orang di sekitarnya, karenanya, ajaklah ia berdiri di samping kita ketika kita sholat, atau ajaklah ia ke masjid.
v  Apabila ia menirukan gerakan sholat kita, pujilah ia, dan biarkan ia menirukan sholat kita sesering mungkin. Salah satu kesalahan sebagian orang adalah melarang anaknya sholat dengan alasan ia masih sangat kecil.
v  Bila kita membawa anak ke masjid, sebaiknya perhatikan juga adab-adab terhadap orang lain. Apabila ia menangis atau mengganggu, kita bisa menggendongnya, atau meninggalkannya di rumah saja.
v  Pada usia ini sebaiknya mulai ditalqinkan al fatihah, mu’awidzatain, dan surat al ikhlas.
Usia 5-7 tahun
v  Pada usia ini, anak mulai bisa memahami kalimat-kalimat yang panjang, maka sebaiknya kita ajari mereka tentang nikmat-nikmat Allah, kasih sayangNya, kebesaranNya, dengan menyebutkan contoh-contoh pemberianNya kepada kita, sehingga membangkitkan kecintaan dan kerinduan anak terhadap kasih sayang Allah, selanjutnya mengajari mereka bahwa semua itu melazimkan ketaatan kepadaNya, salah satunya dengan mengerjakan sholat.
v  Memberikan  teladan nyata dengan melaksanakan sholat dengan tertib di depannya.
v  Memberikan pelajaran ringan tentang aqidah, kisah isra’ dan mi’raj, kisah nabi dan sahabat yang berkaitan dengan sholat, sehingga tertanam kecintaan dan kebutuhan terhadap sholat.
v  Menjauhi cara-cara keras pada usia ini, dan mengajari mereka melaksanakan sholat secara bertahap, misal melaksanakan sholat subuh dulu, baru ditambah dengan sholat dhuhur, selanjutnya ditambah dengan sholat ashar, dan seterusnya.
v  Mengajari pentingnya dan cara-cara bersuci,
v  Sering memberikan pujian dan hadiah apabila mereka mengerjakan sholat.
Usia 7-10 tahun
v  Pada saat anak menginjak usia 7 tahun, katakan padanya, bahwa mereka memasuki usia yang istimewa, yaitu usia diperintahkannya sholat, bila perlu berikan mereka hadiah berupa baju sholat, mukena, dan sajadah.
v  Menghindari kalimat tanya seperti: “apakah kamu sudah sholat?” karena dapat membuka peluang untuk berbohong, sebaliknya, gunakan kalimat yang tegas dan mengingatkan, seperti: “waktunya sholat, nak!”, atau: “ibu sedang menunggumu untuk sholat, sebelum habis waktunya”.
v  Sering-seringlah menyemangati dengan mengatakan: “ayah ibu bangga sekali bila kamu rajin sholat”. Tampakkan kepada mereka bahwa kebahagiaan dan kebanggaan terbesar mereka adalah ketika mereka rajin mengerjakan sholat, dan maafkanlah kesalahan kecil  mereka ketika mereka mudah disuruh mengerjakan sholat.
v  Mengajak mereka untuk sholat berjamaah, karena itu akan lebih menyemangati mereka, terutama untuk anak laki-laki karena tabiat mereka senang keluar rumah dan bertemu teman-temannya, maka ajaklah mereka shalat berjama’ah di masjid.
v  Pada usia ini, dapat diajarkan hukum-hukum bersuci secara lebih detail, sifat sholat dan wudhu Nabi shalallahu alaihi wasallam, doa-doa dan dzikir dalam sholat, dan mulai merutinkan mereka sholat 5 kali sehari, walaupun tidak harus tepat pada waktunya.
v  Setelah mereka terbiasa mengerjakan sholat 5 waktu, ajarkanlah mereka untuk segera sholat begitu mendengan adzan.
v  Membangkitkan kepekaan anak terhadap sholat. Misalnya, bila anak meminta izin untuk tidur sebelum waktu isya’ maka katakanlah, “sebentar lagi isya’ sholat dulu bersama kami”, atau ketika ia hendak pergi menjelang ashar, tahanlah dulu sambil berkata: “sebentar lagi ashar, sholat dulu, baru kamu pergi”. Teruslah melatih kepekaan dan keterikatan mereka dengan sholat, agar mereka menyadari pentingnya sholat di atas segala kegiatan.
v  Apabila mereka telah mengerjakan sholat dengan rutin, maka ajarkanlah mereka sunnah sunnah sholat, sholat-sholat sunnah, dan dzikir-dzikir setelah sholat. Ajarkan juga kepada mereka rukhsoh- ruksoh yang berkaitan dengan sholat, seperti kapan boleh bertayamum, kapan boleh menjamak dan mengqashor sholat, dan sebagainya, dengan menyebutkan bahwa Allah Maha Pemurah dan tidak menghendaki kesulitan bagi kita, dan agama Islam ini adalah agama yang mudah.
v  Ajarkan mereka untuk tidak malu mengajak teman yang belum mengerjakan sholat, sekaligus ajarkan mereka untuk tidak mengejek atau merendahkan teman yang tidak sholat, melainkan perintahkan mereka untuk mendakwahi teman tersebut dengan cara yang baik.
v  Carilah media-media yang memudahkan kita mengajari tata cara sholat, seperti gambar-gambar tata cara wudhu dan sholat, atau kaset dan cd tentang hal tersebut.
v  Mengenai pukulan pada anak berusia 10 tahun yang tidak mengerjakan sholat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: pukulan itu tidak menyakitkan, tidak memukul di tempat yang dilarang, seperti wajah, tidak memukul di depan orang lain, tidak memukul ketika sedang marah, dan yang perlu diperhatikan adalah pukulan yang diperintahkan oleh Rasulullah adalah pukulan untuk memperbaiki dan mengobati kebandelan anak, dan bukan sekedar kekerasan dan hukuman yang dapat menimbulkan masalah baru. Karena itu, apabila orang tua atau pendidik melihat bahwasanya anak tersebut tidak dapat diperbaiki dengan pukulan, atau justru semakin membangkang dan berbohong bila dipukul, maka hendaknya ia berhenti memukul anak tersebut dan mencari cara lain untuk mendidiknya.
Demikianlah beberapa cara melatih anak mengerjakan sholat. Tentu masih ada cara-cara lain yang dapat diterapkan, selama cara-cara tersebut mengedepankan sikap hikmah dalam mendidik dan dalam koridor syari’at. Beberapa hal juga harus diingat dalam mengajarkan anak untuk sholat, yaitu:
o   Pendidikan sholat, seperti juga pendidikan adab dan akhlak yang lain, memerlukan waktu sampai terbentuk kesadaran melaksanakannya. Karena itulah Rasulullah memerintahkan orang tua mengajari anak sholat saat berusia 7 tahun dan baru memerintahkan memukul setelah berusia 10 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mengajarkannya sholat memiliki tahapan-tahapan yang dilaksanakan selama rentang waktu 3 tahun, sampai anak terbiasa melaksanakannya, dan barulah anak dihukum untuk memberikan peringatan terhadap kelalaian dan kemalasannya ketika berumur 10 tahun.
o   Sekedar perintah dan nasehat saja tidak cukup, tetapi memerlukan tahapan dan metode yang jelas,  terarah dan bertahap.
o   Semakin awal kita memulai akan semakin mudah bagi kita, maka jangan sia-siakan kesempatan mengajarkan sholat kepada mereka sejak kecil, dan jangan sampai kita baru mengajarkan sholat setelah mereka berumur 10 tahun.

Yang terakhir dan terpenting adalah banyaklah berdoa untuk anak-anak kita agar mereka termasuk orang-orang yang mendirikan sholat, dan sandarkan keberhasilan usaha kita hanya kepada Allah. Sebaik apa pun metode yang kita ambil, tidaklah akan berhasil tanpa pertolongan dari Allah. Dan semoga, Anda dan saya termasuk orang-orang yang sukses membentuk generasi yang mencintai sholat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Terbaru

Fiqih Muyassar : SUJUD TILAWAH DAN SUJUD SYUKUR

We Share Because We care Ringkasan Materi Kajian Ummahaat dari Kitab Fikih Muyassar Disampaikan oleh Ust. Rizqo, B.A. di Ma’had Madinat...