Apa
yang dirasakan sebagian besar pasangan ketika mengetahui bahwa mereka akan
segera memiliki momongan baru? Tentu bahagia. Akan tetapi, ketika kehamilan yang dialami
ternyata tidak seindah yang dibayangkan, hal ini dapat membuat sebagian
pasangan terutama calon ibu menjadi frustasi. Salah satu penyebab kehamilan
menjadi hal yang memberatkan adalah hyperemesis gravidarum.
Apa Itu Hiperemesis Gravidarum?
Hiperemesis
gravidarum didefinisikan sebagai mual dan muntah yang berlebihan se hingga
mengganggu aktivitas sehari-hari atau menimbulkan komplikasi. Sebenarnya, sekitar
50-90% wanita hamil mengalami mual dan muntah yang disertai beberapa gejala
lain, seperti produksi air liur berlebih, pusing, kelelahan, dan nyeri perut
atas. Gejala-gejala ini biasanya muncul sejak minggu ke 9 atau ke 10 pada awal
kehamilan, dan berhenti pada minggu ke 12 sampai 14. Akan tetapi, pada 1-10%
wanita, gejala-gejala tersebut berlanjut hingga minggu ke 20 sampai minggu ke
22, dan pada 0,3-2% wanita hamil terjadi hiperemesiis gravidarum yang
menyebabkan penderita harus di rawat inap. Gejala-gejala hiperemesis
gravidarum adalah:
· Mual dan muntah parah secara
berkepanjangan.
· Pusing.
· Sakit kepala.
· Jantung berdebar.
· Sulit menelan makanan atau minuman.
· Mengeluarkan air liur secara
berlebihan.
· Sangat sensitif terhadap aroma.
Penyebab
hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan jelas, akan tetapi terdapat
beberapa faktor risiko yang mungkin menyebabkan hal ini, seperti: hiperemesis
pada anggota keluarga dekat, seperti ibu atau saudara kandung, hiperemesis pada
kehamilan sebelumnya, kehamilan kembar, berat badan berlebih, kehamilan
pertama, dan kehamilan mola (mola hidatidosa) .
Hiperemesis
gravidarum jarang menyebabkan kematian, tetapi angka kejadiannya masih cukup
tinggi. Hampir 25% pasien hiperemesis gravidarum dirawat inap lebih dari
sekali. Terkadang, kondisi hiperemesis yang terjadi terus-menerus dan sulit
sembuh membuat pasien depresi. Pada kasus-kasus ekstrim, ibu hamil bahkan dapat
merasa ingin melakukan terminasi kehamilan. Jika tidak ditangani secara baik atau diabaikan, gejala
hiperemesis gravidarum bisa memburuk dan berisiko tinggi menyebabkan
komplikasi, seperti:
§ Kehilangan berat badan.
§ Dehidrasi.
§ Konstipasi.
§ Ketosis atau peningkatan kadar asam
keton yang bersifat toksik di dalam darah.
§ Hipotensi atau tekanan darah rendah.
§ Trombosis vena dalam atau penggumpalan
darah di dalam pembuluh vena.
§ Pingsan.
§ Berat badan bayi rendah.
Selain berdampak pada
fisik, gejala hiperemesis gravidarum juga dapat mengarah pada masalah lainnya,
seperti:
§ Menurunnya kualitas hidup
penderita akibat aktivitas sehari-hari yang terganggu, baik di dalam kehidupan
keluarga, sosial, maupun pekerjaan.
§ Masalah psikologis, seperti
stres, bingung, cemas, bahkan putus asa.
Nah, mengingat komplikasi yang ditimbulkan dampak berdampak cukup
besar, sebaiknya segeralah memeriksakan diri ke dokter apabila Anda merasakan
mual muntah yang berlebihan pada kehamilan Anda, terutama apabila Anda
mengalami hal-hal berikut:
·
Air seni sedikit dan berwarna gelap
·
Mual muntah yang parah sampai tidak dapat mengkonsumsi air minum
·
Pusing ketika berdiri (hipotensi)
·
Berdebar-debar
·
Muntah darah
Bagaimana Cara Mengatasi Hyperemesis Gravidarum?
Mengatasi
hyperemesis gravidarum memang tidak semudah yang dibayangkan, karena kondisi
ini selain melibatkan aspek fisik, juga melibatkan aspek psikis dan sosial
penderita. Akan tetapi, beberapa langkah tersebut dapat dicoba:
· Memperbanyak istirahat. Istirahat
biasanya dapat mengurangi gejala mual dan muntah, sebaliknya aktivitas fisik di
luar dapat memperberat kondisi.
· Makan ketika lapar, walaupun
mungkin tidak sesuai dengan jadwal makan sebelumnya
· Sering-seringlah mengkonsumsi
snak atau makanan ringan
· Perhatikan dan hindari makanan
yang memicu mual dan muntah, juga hindarilah makanan pedas, tinggi lemak, atau beraroma merangsang,
sebaliknya, perbanyak snak-snak kering.
· Konsumsilah makanan yang
berkabohidrat dan berprotein tinggi
· Boleh mengkonsumsi minuman
bersoda untuk mengurangi rasa mual
· Beberapa bahan tradisional
seperti minuman atau makanan yang mengandung jahe atau peppermint dapat
mengurangi mual dan muntah pada kehamilan
· Apabila kondisi hyperemesis masih
menetap, segera periksakan ke dokter, dokter akan memberikan obat-obatan anti
mual dan muntah, seperti vitamin B6, doksilamin, dan obat anti emetic lain.
Pada kasus yang parah, mungkin diperlukan rehidrasi dan obat-obatan melalui
infus.
· Beberapa terapi alternative yang
dapat dicoba adalah: kapsul akar jahe dan terapi akupunktur, dengan hasil yang
bervariasi.
Selain
hal-hal di atas, satu hal penting yang harus diperhatikan adalah menguatkan
diri secara psikologis, dengan menerima kondisi kehamilannya, tidak banyak
mengeluh, mengisi waktu dengan kegiatan ringan tetapi bermanfaat, selalu berdoa
untuk kesehatan diri dan calon bayi, dan yakin bahwa insyaAllah kehamilan Anda
akan berujung pada akhir yang menyenangkan!
Ummu Sholih, dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar